Kamis, 26 Maret 2015

Sepucuk surat untukmu

Teruntuk pria yang menjadi sebab mengapa gerimis kecil ini turun,

Selamat berjumpa lagi, Tuan. Sudah terlalu lama aku tak pernah sedekat ini lagi denganmu. Meski ragamu tak pernah jauh dari pandangan , entah mengapa aku selalu merasa kehilanganmu. Hingga ku rasa kamu bukan lagi pria yang kukenal sejak tiga tahun lalu. Perubahanmu terlalu cepat, aku tak bisa menahannya. Bahkan perkataanku hanya angin lalu dihadapanmu yang dengan mudahnya kau maki dengan Bahasa Jawa kasar. Bukankah kamu yang membuatku nyaman sejak tujuh bulan lalu adalah pria lemah lembut yang kuyakini tak mungkin menyakiti seekor semut apa lagi hati seorang wanita? Demi apapun, aku merindukanmu sangat merindukanmu, merindukan sosokmu tujuh bulan lalu.

Cepat atau lambat setiap orang akan berubah, entah ke arah kebaikan atau keburukan. Begitu pula denganmu, denganku juga. Seharusnya aku bisa memahami itu, tapi aku tak rela jika kamu harus berubah secepat ini, sebesar ini. Dimana kamu yang dulu menjadikanku satu-satunya? Dimana kamu yang dulu tak pernah melontarkan kata-kata kasar untukku? Apa kamu menyadari semua perubahanmu, Tuan?

Aku selalu menjadi apa yang kau mau. Meski kau selalu berpendapat bahwa aku tak pernah menuruti keinginanmu. Bahkan kini aku tak bisa mengenali diriku sendiri lagi. Ya, aku kehilangan diriku sendiri. Aku rela kehilangan diriku sendiri demi menjadi apa yang kamu mau. Apa ini yang kau sebut egois? Ini  adalah bentuk perjuangan terhadap sesuatu yang egois.

Udara dingin semakin menusukku, kembali menyadarkanku dari mimpi indah kita yang kurangkai sendiri. Aku masih ingin merangkai hatiku yang kau cabik hingga tak terhitung potongannya. Tuan, aku merangkainya sendiri tanpa bantuan pria manapun, aku menjaga perasaanmu tuan, aku tak sampai hati jika harus melukaimu dengan atau tanpa sepengetahuanmu.

Sejauh aku berlari, sejauh aku melarikan diri, aku tetap tidak bisa meninggalkanmu. Seberapa keras tekadku untuk pergi, seberapa sering mereka memaksaku untuk melepasmu, aku tetap tidak bisa meninggalkanmu. AKU TIDAK BISA MENINGGALKANMU TUAN! Ini menyiksaku, sangat menyiksaku. Hingga aku terluka parah, hingga aku harus menemukan obatnya secepat mungkin. Aku sudah mencarinya, mencari siapapun yang bisa menyembuhkan lukaku. Tapi tuan, kau harus tahu. Kamulah obatnya, hanya kamu yang bisa menyembuhkan lukaku, lalu kau lukai lagi, lagi dan lagi. Apa dengan melukaiku, kamu bahagia?  Jika iya, lakukanlah tuan, lakukan sesukamu. Asalkan kamu bahagia.

Seiring waktu yang tidak mungkin kembali, malam ini Tuhan telah berbaik hati membuat hatiku utuh lagi dengan membawamu kembali. Pria baik tujuh bulan lalu. Dapatkah aku menghentikan waktu? Agar kamu tetap seperti ini, tak akan berubah lagi. Andai saja aku bisa melakukannya. Tuan, malam ini aku tetap menangis seperti malam-malam biasanya, namun setidaknya airmata yang terjatuh tak lagi airmata kesedihan. Ini airmata bahagia.

Oh iya Tuan, aku ingin bercerita sedikit denganmu. Tuan, meski setiap malam airmata ini terjatuh untukmu, dan kau tak pernah bosan melukaiku hingga aku berdarah-darah, aku rela. Aku rela jadi pesakit untukmu. Aku bisa bertahan denganmu sesakit apapun. Tapi bukannya aku tak pernah ingin pergi, aku sering mengatakan aku ingin pergi, tapi aku tak pernah benar-benar pergi. Aku tak bisa melakukannya. Tuan, apakah ini yang disebut cinta? Mungkin kau sedang tertawa mendengar cerita konyol ini, tapi ini sungguh tuan, sungguh.


dari wanita yang rela berdarah untukmu.

Minggu, 15 Maret 2015

Kembalilah pada masa lalumu


                Aku lelah, aku lelah kau permainkan. Hatiku bukan layangan yang bisa kau tarik ulur sesukamu. Aku juga punya perasaan, aku bisa merasakan sakitnya. Apa kau tak menyadari itu? Aku memang tak secantik masa lalumu, aku memang tak sebaik masa lalumu, aku memang tak sefeminim masa lalumu, aku memang tidak sehebat dia. Aku tahu semua yang kau sembunyikan, aku tahu semua yang kau tutupi. Aku tahu segalanya…. Masa lalumu masih menjeratmu, dan kamu pun tak ingin melepaskannya. Rayuan manis, kata cinta, semua bisa saja kau berikan padaku saat kau mengenakan topengmu. Tapi hatimu? Hatimu masih menginginkan masalalumu kembali. Apa kamu tak menyadari betapa sakitnya aku? Apa kau tak menyadari seberapa parah aku terluka?

                Mataku gerimis, aku tak bisa menahan (lagi) semua rasa sakit yang kau torehkan. Jelaskan padaku semuanya!  Jelaskan padaku kebenarannya! Katakan padaku bahwa itu semua hanya spekulasiku sendiri, katakan bahwa itu semua bohong…. Kumohon katakan…….
                Salahku yang tidak bisa membuatmu lupa akan masa lalumu, salahku yang tidak bisa membuatmu jatuh cinta padaku lalu melupakan masa lalumu. Aku hanya bisa mencintaimu dengan ini, dengan caraku sendiri. Dan maaf karena aku tidak bisa membahagiakanmu. Aku telah memberikan segalanya, segala yang kupunya untuk membuatmu bahagia, tapi itu semua tidak bisa membuatmu bahagia dan menyadari seberapa tulusnya aku. Jika bahagiamu tidak ada padaku, kembalilah pada masa lalumu. Aku masih bisa berdiri sendiri meski terseok-seok, dan aku masih bisa tertawa dengan air mata yang mengalir deras, aku bisa tanpamu. Jadi kamu tidak perlu khawatir akan aku. Asalkan kamu bahagia.








Kembalilah pada masa lalumu yang membahagiakan. Tinggalkan saja masa kinimu yang menyedihkan.

Sabtu, 14 Maret 2015

Aku Memang Tidak Seperti Mantanmu by Dwitasari

Dwitasari :): Aku Memang Tidak Seperti Mantanmu: Bianca menatap jam tangannya berkali-kali. Detak dari jam yang melingkar manis dipergelangan tangannya sejak tadi terus menemani kesedirian...

Selasa, 10 Maret 2015

Surat untuk masa lalu


Aku baru sadar ternyata kau memiliki kemampuan unik. Kemampuan yang aku rasa jarang dimiliki oleh pria lain, membuat mata wanita bengkak karena terlalu sering menangisi hal yang dengan mudahnya kau lupakan, cinta.

Kedatanganmu begitu sempurna, membuatku beranjak dari airmata tak berkesudahan, membuatku ingin mengenalmu lebih jauh lagi yang akhirnya membuatku kembali pada airmata lagi. Janjimu manis, namun bisu, tak bisa kau tepati. Dimana kamu yang tak akan menyakitiku?  Apa tak menyakitiku berarti menghasilkan airmata sesering ini? Dimana kamu yang selalu menjaga hatiku? Sedangkan kamu dengan mudahnya memberikan kasih sayangmu kepada wanita lain. Apakah ini yang kau sebut menjaga hati? Maaf Tuan, aku memang wanita bodoh. Aku mengetahui segalanya, segala yang kau tutupi rapat-rapat. Tapi apa Tuan, aku masih disini, disampingmu. Memasang topeng seakan aku baik-baik saja.  Kau melupakanku yang berusaha bertahan untukmu, Tuan pendusta.

Aku muak dengan topengmu, seringkali kau baik, seringkali kau picik. Apa aku hanya sebatas “boneka” yang bebas kau mainkan tanpa kau pedulikan perasaannya? Apa kau menganggapku seperti benda mati layaknya robot yang bisa kau sakiti dan kau bodohi kapanpun kamu mau? Kali ini aku sadar, usahaku untuk bertahan hanya kau anggap sampah. Kau bukan lagi pria baik yang dulu kukenal. Kau berubah menjadi orang asing yang tak kukenal. Keberadaanku tak mungkin lagi mengubahmu seperti dulu lagi, kamu bisa berdiri tegak tanpa bantuanku. Satu hal yang perlu kau tahu, aku tak menyesal pernah bersamamu, namun aku juga tak pernah menyesal karena meninggalkanmu.

dari bonekamu yang malang.

Senin, 09 Maret 2015

Semogaku untuk kamu


Teruntuk kamu yang telah mengobati lukaku dan membawa pergi setengah hatiku..




                Selamat malam, Tuan. Bagaimana kabarmu? Lama tak bertatap dalam suasana renyah yang sering kita ciptakan dalam obrolan singkat di salah satu social media. Ah, aku jadi merindukan emotikon serta rayuan manismu. Pelajaran seakan terlewatkan, sementara besok aku harus melewati ujian tengah semester. Jariku lebih suka menuliskan tentangmu dibandingkan harus berkutat dengan materi yang melelahkan itu. Hey, apa yang sedang kamu lakukan? Apa kamu sudah makan malam? Apa kamu sedang belajar? Kamu sudah menjalankan ibadahmu kan? Maaf Sayang, bukannya aku bawel, aku hanya rindu kamu.
                Malam ini dingin, hujan membuat malam ini semakin dingin. Memaksaku merindukanmu lebih dalam lagi. Aku rindu pelukmu. Dekapmu adalah tempat bersandar ternyaman bagiku. Lelahku runtuh saat aku merasakan detak jantungmu, membuatku tersenyum tipis, senyum bahagia. “Tuhan, jagalah dia untukku. Jangan biarkan dia terluka sekecil apapun, jika harus ada yang terluka biar aku saja Tuhan. Aku sangat mencintai dia.”  Kataku waktu itu seraya membalas pelukmu lebih erat.



                Maafkan aku Sayang, maafkan semua salahku. Aku yang membuatmu mencari pelarian atas semua masalahmu. Harusnya aku bisa menjadi tempatmu bersandar, tempatmu mencurahkan segala keluh kesah atas dunia yang kejam ini. Seharusnya aku bisa, seharusnya……… Apa yang bisa aku lakukan untuk melindungimu? Katakan, katakan saja Sayang. Aku memang bukan wanita tegar yang dengan mudahnya menyembunyikan airmata lalu menunjukan senyumnya, meskipun yang ia tunjukan senyum pura-pura. Aku tak bisa seperti mereka Sayang, aku hanya perempuan yang senang menangis dalam tulisannya. Maaf karena airmataku pernah terjatuh didepanmu, terimakasih telah menghapusnya dan memintaku tetap disisimu. Tapi aku berjanji akan menjagamu dengan cara apapun, menarikmu lalu berlari bersama saat kau lelah dengan semua ini. Tapi yang harus kamu ingat, meskipun aku adalah perempuan cengeng, tapi aku tidak pernah menjual airmataku agar dikasihani oleh siapapun, atau untuk mengambil hati seorang pria.
                Semoga kamu selalu menjadi pria manis yang kukenal dekat sejak enam bulan lalu. Semoga kamu selalu menjadi pria yang menyayangiku dengan tulus. Semoga rasamu abadi, meski kutahu tidak ada yang abadi di dunia ini selain Tuhan. Semoga kamu selalu menjadi alasan mengapa aku tersenyum sementara kamu tak melakukan apapun. Semoga kamu selalu bahagia.
                Sejak enam bulan lalu, kamulah jawaban atas doaku. Sejak enam bulan lalu, kamu yang terbaik. Sejak enam bulan lalu, cuma kamu yang dapat menyakiti saya. Sejak enam bulan lalu, cuma kamu yang bisa jadi obatnya. Sejak enam bulan, lalu….

Kamis, 05 Maret 2015

untitled

“Peluk aku, redakan tangisku. Katakan bahwa semuanya baik-baik saja. Aku mohon.. ” kata seorang perempuan diseberang sana dengan tangis yang tak kunjung reda.

Sabtu, 07 Februari 2015

Lirik Lagu Geisha – Jika Cinta Dia

Terlampau sering kau buang air mataku
Tak pernah kau tahu dalamnya rasa cintaku
Tak banyak inginku jangan kau ulangi
Menyakiti aku sesuka kelakuanmu
Ku bukan manusia yang tidak berfikir
Berulang kali kau lakukan itu padaku

Reff:
Jika cinta dia jujurlah padaku
Tinggalkan aku di sini tanpa senyumanmu
Jika cinta dia ku coba mengerti

Teramat sering kau membuat patah hatiku
Kau datang padanya tak pernah ku tahu
Kau tinggalkan aku di saat kubutuhkanmu
Cinta tak begini selama ku tahu
Tetapi ku lemah karena cintaku padamu

Jika cinta dia jujurlah padaku
Tinggalkan aku disini tanpa senyumanmu
Jika cinta dia ku coba mengerti
Mungkin kau bukan cinta sejati di hidupku